Menulis Pencapaian Diri
Salah satu cara untuk menanamkan rasa syukur sepanjang hidup adalah dengan membiasakan mencatat setiap perbaikan dan atau pencapaian diri kita dari sebelumnya. Dengan mencatat segala hal yang kita capai saat ini, setidaknya akan membuka kembali kenangan masa lalu, dimana kita sedang gigih-gigihnya berusaha melawan diri sendiri, pantang menyerah untuk mencapai suatu hal yang baru dan di luar zona nyaman kita.
“Oh, ternyata orang seperti Aku ini sekarang juga bisa duduk di tempat ini ya, ga nyangka ga sih.”
Sejak dari kecil, saya terbiasa mencatat setiap kemajuan yang ada dalam diri saya, meskipun sederhana, tapi kebiasaan ini sekarang sangat berarti. Ya, sangat berarti bagi perkembangan diri saya dari sebelumnya, kebiasaan ini juga menanamkan suatu prinsip bahwa setiap dari kita juga memiliki potensi diri yang unik, yang tidak sama dengan orang lain.
Dulu, sewaktu saya bersekolah SD termasuk orang yang sering minder ketika berkumpul dalam sebuah lingkungan yang baru, misalnya, dalam lingkungan kelas bimbingan belajar yang baru. Saya sering minder karena bertemu dengan anak-anak lain yang bersekolah di pusat kota.
“Apalah aku ini cuma anak SD dari desa.”
Perasaan minder ini terus menerus menghantui saya, terutama setiap akan berangkat mengikuti kelas bimbingan belajar. Padahal, kalau ditelusur lebih dalam lagi dan dalam perspektif luas, justru harusnya saya sangat bersyukur tidak semua anak-anak SD di desa dapat mengenyam kelas bimbingan belajar seperti saya, harusnya ini menjadi kesempatan emas untuk mengembangkan kemampuan saya yang bersekolah di desa dengan saling bertukar pikiran dengan teman-teman yang di kota.
Akhirnya, saya mulai berbenah, dengan iseng-iseng mencatat apapun hal baik yang pernah saya lakukan di hari-hari sebelumnya padasetiap halaman terakhir buku tulis saya. Tulisan ini ternyata membawa dampak yang luar biasa hingga hari ini,
Hari ini aku sudah kenal dengan seorang teman bernama Dewi yang lumayan manis, dia bersekolah di salah satu SD Negeri favorit di kota saya.
Hari ini aku sudah bisa bertanya ke pengajar kelas dengan menggunakan bahasa Inggris, walaupun sederhana dan sedikit terbata-bata.
Hari ini aku sudah berani berangkat kelas bimbingan belajar dari rumah ke pusat kota dengan naik sepeda tanpa perlu diantar orang tua.
Saya diterima di salah satu SMP favorit di kota saya. Padahal saya berasal dari sekolah di desa, oiya mungkin karena termotivasi dari teman-teman SD yang di kota.
Dengan adanya pandemi, mau tak mau saya menjadi belajar memasak, dan akhirnya kini saya bisa memasak sayur, meskipun menunya sangat sederhana.
Saya sekarang sudah semakin percaya diri menulis di media daring.
Semakin panjang daftar pencapaian yang dalam diri kita, semakin membuat kita bersyukur. Ternyata anak kecil yang dulu tidak tahu apa-apa kini sudah bisa membaca dan menulis dengan baik di tempat kuliah, di tempat kerja, bahkan ada yang sudah memimpin suatu perusahaan.
Tuhan selalu menyertai setiap langkah kita, yang selalu bermuara pada setiap pencapaian diri kita. Jalan masa depan memang selalu terlihat remang-remang, dan jalan yang dilalui tidak serta merta selalu mulus dan rata, tapi satu hal yang harus ditanamkan, Tuhan selalu menyertai. Tetap percaya.
Pencapaian yang kita alami, tidak akan pernah lepas dari setiap rencanaNya yang indah. Jangan takut untuk mengakui setiap pencapaian diri kita yang lebih baik dari sebelumnya dengan menuliskannya pada sebuah jurnal di buku. Bukan untuk dipamerkan, tetapi sebagai sarana evaluasi diri.
Tidak perlu membandingkan pencapaian diri kita dengan orang lain, karena memang tidak adil, kita punya kehidupan yang berbeda, lha wong jam tidur, jam mandinya saja berbeda, yakan?, tetapi bandingkan pencapaian diri kita dari hari-hari dan masa-masa sebelumnya.
Saya jadi teringat sebuah lagu, syairnya seperti ini,
Tuhan tak pernah janji, langit selalu biru,
tetapi Dia berjanji, selalu menyertai.
Tuhan tak pernah janji, jalan selalu ratu,
tetapi Dia berjanji, berikan kekuatan.
Tulis setiap pencapaian diri kita, sebagai bahan evaluasi diri kita.
Terima kasih atas diri ini yang sudah berusaha menjadi lebih baik daripada hari sebelumnya. Aku bersyukur atas pencapaianku saat ini. Semoga semakin panjang daftar pencapaianku nanti.
Berkah Dalem.